Menulislah, Sebagai Pertanda Kau Pernah Ada...

13 May 2014

Puisi : Tawa Udin dan Tangis Jenap


Melihat cukong kelaparan
Bagai gumpalan awan hitam
Penyelimut burung gagak
Di tanah tandus tapi subur, licin dan hitam

Melihat 240 juta rakyat kekenyangan
Melahap debu siangan dan buangan
kanak-kanak berkelekar
Menyumpai cukong kelaparan

Tawa Udin mendunia
Tangis Jenap mungkin kekecilan
Hingga hanya berakhir di ujung kertas
Tak mampu saling santun saling sapa dan saling sayang

Oh dewa-dewa pemberani
Jutaan anak tani menantangmu hingga mati
Kelapan, kekenyangan tak bisa dipisahkan lagi
Menyatu dengan kulit, daging dan jiwa tak kau hargai

Ha... ha... ha...
Garuda tak lagi bersayap
Pincang karna ekornya tlah disayap
Matamu, mulutmu, telingamu dan dirimu
Tlah terkurung dalam sangkar besi

Tujuh garuda pembawa gembok kebisuan
Lupa tujuan dimana lagit ketujuh dan lapisan tanah
Tujuh pengembala bernyanyi
Di jaga pula tujuh bidari bergigi taring

Bisulah kau hingga kepalamu diberaki tujuh garuda
Wahai kamu yang telah durhaka

Makassar 24 Agustus 2011

Puisi : Tawa Udin dan Tangis Jenap Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

1 komentar:

Jangan Tinggalkan Jejak Kecuali Komentar Anda!